DISTRIBUSI
DAN PEMASARAN
UDANG
VENAMEI
TINJAUAN
PUSTAKA
Disusun Guna Melengkapi Tugas Mata
Kuliah Ekologi Pangan dan Gizi
Oleh :
Kelas
B
Kelompok
7
1.
Wahdatul
Chizbiyah 122110101109
2.
Wita
Nurcahyanigsih 122110101125
3.
Aprilia
Indra Aziza 122110101126
4.
Nyimas
Larasati 122110101129
5.
Indah
Ningtiyas 122110101134
6.
Rifka
Fatimatuz 122110101143
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
2014
DISTRIBUSI
DAN PEMASARAN
UDANG
VENAMEI
Pasokan
/ ketersediaan
Pasokan udang vaname untuk pasar dalam negeri menyusut 25%
lantaran tingginya minat ekspor dan penurunan daya beli lokal seiring
melonjaknya harga udang. Menurut Direktur Pemasaran Dalam Negeri
Kementerian Kelautan dan Perikanan Sadullah Muhdi mengatakan udang vaname
merupakan komoditas budidaya perikanan yang berorientasi pasar ekspor.
Berdasarkan data KKP, produksi udang vaname pada 2012 mencapai 251.763 ton.
Dari total produksi tersebut sebanyak 162.068 ton atau 64% diekspor senilai
US$1,39 miliar. Pada Januari-Juni 2013, ekspor udang Indonesia mencapai
81.906 ton dengan nilai US$723,6 juta.
Sistem pemasaran
Sistem pemasaran udang vename ini dilakukan di dalam negeri
maupun luar negeri. Penjualan ekspor udang vename jauh lebih besar daripada
penjualan di dalam negeri. Berdasarkan data yang ada, ekspor udang vename
mencapai 64% dari total penjualan. Hal ini menandakan bahwa penjualan di dalam
negeri hanya berkisar 36%.
Harga Udang Vename
Sejak
pertengahan juni 2012 harga jual udang vannamei ditingkat petambak merosot
tajam. Pada awal juni 2012 harga udang vannamei size 60 masih berkisar antara
Rp.42.000./kg. Untuk harga benur pada tahun 2012 ; benur f1 Rp.34 s/d
Rp.38/ekor. Benur lokal Rp.28 s/d Rp.32/ekor. Harga pakan intensive Rp.10.000
s/d Rp.11.600/kg. Pakan semi intensivi Rp.8.250. s/d Rp.9.000./kg. Pakan
ekonomi Rp.6.500. s/d Rp.7.500/kg. Harga BBM ; solar Rp.8.500/liter premiun
Rp.10.000/liter LPG Rp.7.000/kg. Dengan kondisi neraca seperti diatas pada mei
- juni 2012 para petambak masih bisa membukukan laba 75 % s/d 100% dari total
biaya operasional budidaya dalam satu siklus. Laba 75% dibukukan para petambak
yang melakukan budidaya dengan intensitas tebaran rendah. Sedangkan laba 100%
lebih diperoleh para petambak yang melakukan budidaya dengan intensitas tebaran
tinggi.
Sementara
saat
ini harga udang vaname mencapai Rp 50.000-Rp 60.00 per kg sehingga
terdapat kenaikan 12,5% yaitu yang
dahulu
Rp 37.000 -Rp 38.000 perkilogram(KG), kini harga mencapai Rp
50.000 hingga Rp 60.000 per kg. Lonjakan harga ini
terjadi karna menurunnya pasokan udang vanema, baik di pasar internasional
maupun domestik. Faktor lainnya. Brasil dan China, sebagai negara pengespor
udang, menghentikan ekspornya karena konsumen udang dinegara meningkat tajam.
Faktor
utama meningkatkan harga udang yaitu karena pasokan
berkurang. Di Indonesia sendiri, produksi udang tahun 2010 lalu hanya mencapai
352.600 ton. Jumlah ini lebih rendah dari pada target sebanyak 400.300 ton.
Menurut Pelaksana
tugas (PIt) Dirjen Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Ketut Sugama telah terjadi serangan virus MNV menjadi penyebab
utama gagalnya produksi udang vaneme sehingga mengakibatkan banyak
tambak di sentra produksi udang mengalami gagal panen. Selain itu,
meningkatnya harga udang vename di pasaran akan memberatkan
para pelaku industri pengolahan ikan dan udang.
Larangan Proses Import Udang Vename
Untuk
menstabilkan harga udang vename pemerintah harus mensubsidi pakan, listrik dan
BBM pada pertambak ataupun dengan import udang vename dari Negara Vietnam atau
Cina. Namun, pemerintah memberikan larangan impor udang vaname. Larangan ini
didasarkan pada keterangan Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) yang
menyebutkan bahwa terdapat serangan penyakit yang
disebut EMS (early mortality syndroms) yang diduga disebabkan oleh
sejenis bakteri sehingga mengakibatkan terdapat 13 virus pada udang
vaname yang berbahaya bagi kesehatan udang dan manusia.
Peluang
Usaha Udang Vename di Indonesia
Indonesia memiliki peluang usaha yang cukup bagus
pada sektor udang vename. Banyak daerah di Indonesia yang berpotensi
membudidayakan udang vename yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Sumatra Utara,
Lampung dan yang terbesar yakni Sulawesi Tengah.
Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah yang
memiliki keunggulan komparatif untuk menjadi salah daerah penghasil udang
terkemuka di Indonesia. Keunggulan itu antara
lain adalah masih baiknya kondisi lingkungan perairan laut di tiga `cluster` pengembangan yaitu Selat
Makassar-Laut Sulawesi (meliuti Kabupaten Buol, Tolitoli dan Donggala); Teluk
Tomini (meliputi Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Tojo Unauna dan Banggai bagian
barat) serta Teluk Tolo (Banggai bagian timur, Banggai Kepulauan, Banggai laut
dan Morowali serta Morowali Utara).
Keunggulan lainnya adalah terbitnya regulasi yang antara
lain menetapkan Kota Palu bersama Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
di Indonesia yang nantinya akan memperkuat daya saing komoditi di Sulawesi
tengah. Selain itu sejak 2013 ini,
Sulawesi Tengah telah memiliki cadangan energi listrik yang berlimpah yang
memungkinkan industri tumbuh lebih pesat, termasuk budidaya udang yang juga
membutuhkan ketersediaan listrik yang memadai dan terjamin suplainya.
Namun, terdapat beberapa faktor penghambat dalam
pembudidayaan udang vename di Sulawesi Tengah antara lain infrastruktur jalan,
air bersih, dan masalah sosial termasuk di dalamnya kemudahan, kenyamanan dan
keamanan berinvestasi.
Dan apabila Sulawesi Tengah sudah tercipta iklim
yang kondusif untuk berinvestasi, maka daerah ini akan menjadi salah satu
penghasil udang terkemuka di negeri ini dan paling tidak bisa memproduksi udang
sebanyak 200 ribu ton setahun dengan nilai 1,6 miliar dollar US atau Rp16
triliun dan mampu menyerap tenaga kerja sampai 80 ribu jiwa.
Indonesia sendiri pada 2012 memproduksi sebesar
405.000 udang dan diprediksi tahun 2013 ini akan meningkat menjadi hampir
500.000 ribu ton. Selain itu ini Indonesia merupakan salah satu negara
penghasil utama udang yang dinyatakan bebas dari wabah EMS
Analisis ekonomi usaha budi daya udang vannamei pola tradisional plus
dilahan tambak 1ha, padat penebaran 80000 ekor/ha, dan lama pemeliharaan 105
hari
NO
|
Uraian
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
Total (Rp)
|
A
|
Investasi
Pompa air (unit)
Sewa tambak (ha/tahun)
|
1
1
|
4.500.000
2.500.000
|
4.500.000
2.500.000
|
|
Sub total
|
|
|
7.000.000
|
B
|
Biaya Operasional
Benur udang vannamei (ekor)
Pakan (kg)
Pupuk organik (kg)
Pupuk anorganik (kg)
Dolomit (kg)
Saponin (kg)
Solar (L)
Pemeliharaan tambak (paket)
Pemeliharaan peralatan (paket)
Lain-lain (paket)
Bunga modal (Rp 11 juta+Rp 7
juta/musim)
|
80.000
450
6.000
250
1.00
200
1
1
1
1
-
|
40
8.000
110
2.960
500
2.000
4.500
600.000
400.000
200.000
1.350.000
|
3.200.000
3.600.000
660.000
740.000
500.000
200.000
900.000
600.000
400.000
200.000
1.350.000
|
|
Sub total
|
|
|
12.350.000
|
C
|
Penyesutan investigasi
Pompa (6 musim)
Sewa tambak/musim
|
|
750.000
1.250.000
|
750.000
1.250.000
|
|
Sub total
|
|
|
2.000.000
|
D
|
Biaya total/musim
Penjaulan udang (kg/musim)
Upah penjaga (20%)
Keuntungan
Keuntungan/Ha/musim
|
1
835
1
1
|
14.350.000
29.500
2.057.000
8.288.000
|
14.350.000
24.632.500
2.057.000
8.225.500
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar